PT Regio Aviasi Industri (RAI), PT
Ilthabi Rekatama, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT Eagle Capital
milik BJ Habibie berencana untuk bersama-sama akan membangun pesawat
komersial R80.
Rencananya, pembuatan R80
akan melibatkan PT DI dan Pemprov Jabar. Pada tahap awal, PT RAI telah
mengalokasikan dana sebesar US$ 1 miliar. Setelah penandatanganan MoU,
pihaknya akan menindaklanjuti dengan mengerahkan sekitar 500 teknisi. R80 memiliki kemampuan terbang di atas 20.000 kaki dan mempunyai kapasitas penumpang yang cukup besar. Biaya pembuatan pesawat canggih ini
sekitar 500 ribu sampai 700 ribu dolar AS untuk engineering, prototype,
dan pengujian pesawat terbang baik di darat maupun udara.
R80
diperkirakan rampung penyelesaiannya pada tahun 2018. Rencananya,
pesawat dengan 80 tempat duduk itu akan melakukan penerbangan perdana di
Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Kabupaten Malajengka.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT D.I.
Andi Alisyahbana mengatakan, fase pertama proyek ini adalah tahap
konfigurasi, yaitu menentukan jumlah penumpang, apakah sayap mau atas bawah. Dari sisi pasar untuk
pesawat R80 belum memiliki pesaing. Saat ini, tidak ada produsen pesawat
di dunia yang bermain pada kelas 80 penumpang.
Selanjutnya, pada fase kedua PT DI dan PT
RAI akan masuk ke tahap desain awal. Targetnya prosesnya dimulai tahun
2015. “Setelah itu, preliminary design, bentuknya nanti mau gimana. Itu
Insya Allah kita mulai tahun depan, karena ini tergantung dana,”
jelasnya.
Tahap terakhir, PT DI dan PT RAI akan
memasuki fase terberat yaitu detail design. Fase ini nantinya akan
masuki tahap pembuatan purwarupa (prototype) hingga sertifikasi pesawat.
“Paling berat nanti detail design, nanti
membuat prototype,” jelasnya. Harapannya pesawat bermesin turboprop ini
bisa dijual ke publik mulai tahun 2020. Namun syaratnya, proses
pembiayaan pengembangan pesawat ini berjalan lancar.
Spesifikasi R-80
Berikut ini adalah spesifikasi dari pesawat R80:
Number of Passenger: 80 – 92 Pax
Speed :
– Economical Speed 290 Knots
– Maximum Speed 330 Knots
– Economical Speed 290 Knots
– Maximum Speed 330 Knots
Range
– Design Range at 7600 kg Payload 800 Nm
– Range at maximum Payload 8,780 kg 400 Nm
– Design Range at 7600 kg Payload 800 Nm
– Range at maximum Payload 8,780 kg 400 Nm
Payload
– Design Payload at 800 Nm 7600 Kg
– Maximum Payload at 400 Nm 8780 Kg
– Design Payload at 800 Nm 7600 Kg
– Maximum Payload at 400 Nm 8780 Kg
Altitude
– Maximum Cruising Altitude 25,000 Ft
– OEI Altitude 17,500 Ft
– Maximum Cruising Altitude 25,000 Ft
– OEI Altitude 17,500 Ft
Field Performance
– Take Off Field Length, ISA, SL 4,500 Ft
– Landing Field Length, ISA, SL 4,500 ft
– Take Off Field Length, ISA, SL 4,500 Ft
– Landing Field Length, ISA, SL 4,500 ft
Propulsion
– Twin Turboprops 4,600 Shp
– Propeller Diameter, 6 Blades 13,5 Ft
– Twin Turboprops 4,600 Shp
– Propeller Diameter, 6 Blades 13,5 Ft
Weight
– Maximum Take Off Weight 27,500 Kg
– Operating Empty Weight 16,900 Kg
– Maximum Take Off Weight 27,500 Kg
– Operating Empty Weight 16,900 Kg
Menurut BJ Habibie, Pesawat R80 tersebut merupakan revolusi dari pesawat
N250, namun secara teknologi sudah jauh lebih canggih. Secara by pass
rasio 40 dan bisa lebih hemat bahan bakar mencapai 30 persen. Pesawat
ini juga dapat dikendalikan secara elektronik atau dikenal istilah fly by wire. Selain itu, baling-baling yang ada di
sayap juga termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin
dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin. Dengan teknologi-teknologi ini, maka pesawat dapat melaju dengan kecepatan jauh lebih tinggi, namun tetap efisien.
Pesawat berkapasitas
80-90 penumpang ini diperkirakan akan dijual
sekitar US$ 25 juta per unitnya, atau setara Rp. 250 miliar (jika kurs
US $1 = Rp IDR 10.000). Dari segi harga R80 jauh lebih murah dibandingkan pesawat sejenis buatan Eropa yang harganya berkisar US$ 3 miliar
Sumber : Indocropcircles
0 komentar:
Posting Komentar